Senin, 10 Maret 2014

POLA-POLA DALAM PENGEMBANGAN NORMA




Terdapat paling sedikit tiga strategi yang guru gunakan untuk mengembangkan norma matematika.

Menggunakan Pekerjaan Siswa
Guru menjelaskan suatu norma dengan menggunakan pekerjaan siswa sebagai sebuah contoh dari apa itu yang disebut norma.
Sejak beberapa norma menjadi suatu keumuman, norma tersebut dapat dikomunikasikan dengan hanya istilah umum seperti “dalam suatu penjelasan matematis kamu tidak bisa menuliskan apa yang kamu miliki jika belum menunjukkan bahwa itu benar”. Tetapi guru dalam studi ini membicarakan tentang norma-norma hampir selalu dengan menggunakan pekerjaan siswa. Di samping itu, guru tidak menggunakan contoh buatan: Dia selalu menggunakan pekerjaan yang sebenarnya dari siswa.

Membuat Sebuah Perbandingan
Terkadang guru membiarkan seluruh siswa di kelas untuk membandingkan kedua pekerjaan mereka di papan tulis, dan menunjukkan bahwa salah satunya mengikuti sebuah aturan dengan baik, dan yang lainnya tidak melakukannya dengan baik. Kemudian, guru meminta siswa untuk mengikuti aturan.
Hal ini tampak sesuai dengan “neriage”, yang mana adalah suatu strategi instruksional yang umum digunakan pada tingkat SD di Jepang. Guru SD Jepang sering meminta siswa untuk menggambarkan ide atau solusi dari mereka sendiri di papan tulis. Kemudian membandingkan tulisan mereka, siswa mendiskusikan apa yang mereka ulas dari ide atau solusi tersebut. Proses dari diskusi komparatif ini disebut “neriage” (meremas/menguli/mengadoni). Sejak “neriage” menyertai diskusi komparatif, hal ini bukanlah sebatas “berbagi ide” (McClain & Cobb, 2001, hal. 247)

Memperhatikan Siswa yang Tidak Mengikuti Suatu Aturan
Guru sering membahas tentang pekerjaan siswa yang tidak mengikuti suatu aturan. Ketika mengerjakannya, dia mengambil langkah hati-hati untuk mengurangi bahaya kerusakan secara psikologis dan sosial dari siswa tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar