
(Mamordica charantia l.)
Sinonim = M. balsamina, Blanco = M. balsamina, Descourt = M. cylindrica, Blanco = M. jagorana C. Koch. = M. Operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl.
Familia: Cucurbitaceae
____________________________________________________________________
URAIAN:
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di perkarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk di ambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi orange yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok, dan pare hutan. PARE GAJIH berdaging tebal, warna hijau muda/keputihan, bentuknya besar dan panjang, rasanya tidak begitu pahit. PARE KODOK buahnya bulat pendek, rasanya pahit. PARE HUTAN adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang muda dimakan sebagai lalapan, dikukus atau dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.
NAMA LOKAL:
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa); Prieu, peria, foria, pepare, kambeh, paria (Sumatera); Paya, paria, truwuk, paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa Tenggara); Poya, pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi); Papariane, pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare.
PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI:
- Mengobati batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, kencing manis, rhematik, sariawan, bisul, abses, demam, malaria, sakit liver, sembelit, cacingan.
- Menambah nafsu makan.
PEMANFAATAN:
BUAH:
- Batuk, radang tenggorokan (pharyngitis)
- Haus karena panas dalam
- Mata sakit dan merah
- Demam, malaria
- Pingsan karena udara panas (heatstroke)
- Menambah nafsu makan
- Kencing manis, disentri
- Rheumatism, rematik gout
- Memperbanyak air susu (ASI)
- Datang haid sakit (dismenorrhoea)
- Sariawan, infeksi cacing gelang
BUNGA:
- Pencernaan terganggu
DAUN:
- Cacingan, luka
- Abses, bisul
- Erysipelas
- Terlambat haid, sembelit
- Menambah nafsu makan
- Sakit lever, demam
- Melancarkan pengeluaran ASI
- Sifilis, kencing nanah (gonorrhea)
- Menyuburkan rambut apada anak balita
AKAR:
- Disentri amuba, wasir
BIJI:
- Cacingan, impotensi, kanker
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-30 gr dijus atau direbus.
PEMAKAIAN LUAR: Buah atau daun secukupnya digiling halus. Gunakan di tempat luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI.
CARA PEMAKAIAN:
1. HAUS KARENA PANAS DALAM, DEMAM, HEATSTROKE: Satu buah pare mentah yang masih segar dicuci bersih, lalu dibelah. Buang isinya, potong-potong. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, disaring. Minum.
2. DIABETES:
a. 200 gr buah pare segar dicuci bersih lalu diblender. Tambahkan air putih secukupnya. Peras dengan sepotong kain sampai terkumpul seperempat gelas. Hangatkan perasan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin, minum. Lakukan setiap hari.
b. 200 gr buah pare dicuci bersih lalu diiris-iris tipis. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Minum. Lakukan setiap hari.
3. DISENTRI: Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya dibuang. Parut atau diblender, airnya diminum. Segera minum air matang.
4. DISENTRI AMUBA, DIARE: Ambil akar pare yang masih segar sebanyak 30 gr. Cuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Tambahkan gula pasir secukupnya lalu diminum.
5. CACINGAN PADA ANAK:
a. Daun segar sebanyak 7 gr, diseduh dengan ½ cangkir air panas. Setelah dingin disaring. Tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata. Minum sekaligus sebelum makan pagi.
b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus. Aduk dengan sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat. Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.
6. MENYUBURKAN RAMBUT YANG TIPIS DAN KEMERAHAN:
a. Ambil segenggam daun pare, cuci bersih. Kemudian ditumbuk sampai menjadi bubur. Tambahkan ¾ gelas air. Ramuan ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi harinya ramuan ini disaring. Gunakan airnya untuk membasuh kulit kepala.
b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya. Cuci bersih. Kemudian ditumbuk sampai halus. Peras dengan sepotong kain. Gunakan airnya untuk melumas kulit kepala. Lakukan setiap hari. (Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi dan anak balita).
7. BISUL, ABSES: Ambil segenggam daun pare. Cuci bersih lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Minum.
8. DEMAM, MALARIA, SAKIT LEVER, SEMBELIT, CACINGAN: Segenggam penuh daun pare dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air matang. Aduk merata lalu disaring. Tambahkan sedikit garam. Makan pada pagi hari sebelum makan.
9. KENCING NANAH: 6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih, sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring. Minum sehari 3 x ¾ gelas.
10. SIFILIS: 5 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, ¾ jari rimpang temulawak, ¾ batang jari brotowali, 1 jari gadung cina, 3 jari gula enau, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4,5 gelas air bersih, sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring. Minum sehari 3 x ¾ gelas.
11. BATUK, BATUK REJAN:1/3 genggam daun pare hutan dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan ¾ cangkir air masak dan sedikit garam. Aduk merata. Saring lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.
12. MELANCARKAN PENGELUARAN ASI: Daun pare dicuci bersih. Giling halus, balurkan di sekeliling payudara.
13. SARIAWAN, DISMENORRHOEA: 60 gr buah pare dibuang bijinya lalu diparut. Peras dengan sepotong kain. Tambahkan sedikit gula pada air parutan. Aduk merata. Minum sekaligus.
KOMPOSISI:
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, anti radang. Masuk meridian jantung, hati, dan paru. BUAH: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah nafsu makan, penurun panas, penyegar badan. BUNGA: Memacu enzim pencernaan. DAUN: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas.
KANDUNGAN KIMIA:
DAUN: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L. Oleostearat. BUAH: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. BIJI: Momordisin.