Rabu, 28 Maret 2012


BERINGIN

(Ficus benyamina l.)

Sinonim = Ficus microcarpa, Linn. = Fnitida, auctt. = Fretusa, auctt. = Fretusa, auctt. non Linn. = Fretusa var nitida auctt. non verae

Familia: Moraceae

URAIAN:

BERINGIN banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20-25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, coklat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5-1 cm, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna merah. Biji bulat, keras, putih.

NAMA LOKAL:

Caringin (Sunda); Waringin (Jawa, Sumatera); Chinese banyan (China); Banyan tree (Inggris).

PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI:

Pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi, luka terpukul (memar), influenza, radang saluran napas (bronkhitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis), disentri, kejang panas pada anak-anak.

PEMANFAATAN:

Akar udara dan daun (sebelum digunakan dicuci, lalu dikeringkan).

AKAR UDARA BERMANFAAT UNTUK MENGATASI:

- Pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis).

- Nyeri pada rematik sendi, luka terpukul (memar).

DAUN BERMANFAAT UNTUK MENGATASI:

- Influenza, radang saluran napas (bronkhitis), batuk rejan (pertusis).

- Malaria, radang usus akut (akut enteritis), disentri.

- Kejang panas pada anak.

CARA PEMAKAIAN:

15-30 gr akar udara beringin kering atau 50-120 gr daun beringin kering, direbus. Airnya diminum.

UNTUK PEMAKAIAN LUAR: Daun beringin direbus. Selagi hangat, airnya digunakan untuk mandi.

CONTOH PEMAKAIAN:

1. KEJANG PANAS PADA ANAK: 100 gr daun beringin segar, dicuci. Rebus dengan 5 liter air selama 25 menit. Selagi airnya hangat, gunakan untuk memandikan anak yang sakit.

2. RADANG USUS AKUT DAN DISENTRI: 500 gr daun beringin segar dicuci bersih. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring. Bagi untuk 2x minum, pagi dan sore hari @ ½ gelas.

3. RADANG AMANDEL: 180 gr akar udara beringin dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Tambahkan 1 gelas cuka. Setelah dingin, digunakan untuk kumur gargle. Lakukan beberapa kali sehari.

4. BRONKHITIS KRONIS: Ambil 75 gr daun beringin segar dan 18 gr kulit jeruk mandarin. Cuci lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring. Untuk 3 kali minum (pagi, siang, dan malam). Lakukan selama 10 hari.

KOMPOSISI:
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:

Rasa sedikit pahit, astringen, sejuk.

KANDUNGAN KIMIA: Akar udara mengandung asam amino, tenol, gula, dan asam orange.

Minggu, 25 Maret 2012


APEL

(Pyrus malus, linn)

Sinonim = Malus sylvestris, Mill

Familia: Rosaceae

URAIAN:

APEL (Pyrus malus) hidup subur di daerah yang bertemperatur dingin. Di Eropa dibudidayakan di daerah subtropis bagian utara. Di Indonesia, apel yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur, atau Gunung Pangrango, Jawa Barat. Apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila dibudidayakan di daerah dengan ketinggian sekitar 1.200 mdpl. Tumbuhan apel dikategorikan sebagai anggota keluarga mawar-mawaran. Tingginya bisa mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun bunga mawar. Berbentuk bulat telur dengan gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, biasanya berbunga pada bulan Juli. Buah apel sebenarnya merupakan bunga yang membesar/mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.

NAMA LOKAL:

Apel (Indonesia, Malang); Apple (Inggris); Appel (Perancis).

PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI:

1. DIABETES MELLITUS: 1 biji buah apel berukuran sedang. Belah menjadi 4 bagian. Rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Minum pagi dan sore.

2. DIARE: Makan buah apel yang belum begitu masak.

KOMPOSISI:
KANDUNGAN KIMIA:

Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin, juga mengandung zat gizi.

KANDUNGAN PER 100 GR: Kalori 58 kalori, Hidrat Arang 14,9 gr, Lemak 0,4 gr, Protein 0,3 gr, Kalsium 6 mg, Fosfor 10 mg, Besi 0,3 gr, Vitamin A 90 SI, Vitamin B1 0,04 mg, Vitamin C 5 mg, dan air 84%.

Selasa, 20 Maret 2012

PARE


(Mamordica charantia l.)
Sinonim = M. balsamina, Blanco = M. balsamina, Descourt = M. cylindrica, Blanco = M. jagorana C. Koch. = M. Operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl.
Familia: Cucurbitaceae

____________________________________________________________________

URAIAN:
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di perkarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk di ambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi orange yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok, dan pare hutan. PARE GAJIH berdaging tebal, warna hijau muda/keputihan, bentuknya besar dan panjang, rasanya tidak begitu pahit. PARE KODOK buahnya bulat pendek, rasanya pahit. PARE HUTAN adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang muda dimakan sebagai lalapan, dikukus atau dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.

NAMA LOKAL:
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa); Prieu, peria, foria, pepare, kambeh, paria (Sumatera); Paya, paria, truwuk, paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa Tenggara); Poya, pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi); Papariane, pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare.

PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI:
- Mengobati batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, kencing manis, rhematik, sariawan, bisul, abses, demam, malaria, sakit liver, sembelit, cacingan.
- Menambah nafsu makan.

PEMANFAATAN:
BUAH:
- Batuk, radang tenggorokan (pharyngitis)
- Haus karena panas dalam
- Mata sakit dan merah
- Demam, malaria
- Pingsan karena udara panas (heatstroke)
- Menambah nafsu makan
- Kencing manis, disentri
- Rheumatism, rematik gout
- Memperbanyak air susu (ASI)
- Datang haid sakit (dismenorrhoea)
- Sariawan, infeksi cacing gelang
BUNGA:
- Pencernaan terganggu
DAUN:
- Cacingan, luka
- Abses, bisul
- Erysipelas
- Terlambat haid, sembelit
- Menambah nafsu makan
- Sakit lever, demam
- Melancarkan pengeluaran ASI
- Sifilis, kencing nanah (gonorrhea)
- Menyuburkan rambut apada anak balita
AKAR:
- Disentri amuba, wasir
BIJI:
- Cacingan, impotensi, kanker

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-30 gr dijus atau direbus.
PEMAKAIAN LUAR: Buah atau daun secukupnya digiling halus. Gunakan di tempat luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI.

CARA PEMAKAIAN:
1. HAUS KARENA PANAS DALAM, DEMAM, HEATSTROKE: Satu buah pare mentah yang masih segar dicuci bersih, lalu dibelah. Buang isinya, potong-potong. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, disaring. Minum.
2. DIABETES:
a. 200 gr buah pare segar dicuci bersih lalu diblender. Tambahkan air putih secukupnya. Peras dengan sepotong kain sampai terkumpul seperempat gelas. Hangatkan perasan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin, minum. Lakukan setiap hari.
b. 200 gr buah pare dicuci bersih lalu diiris-iris tipis. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Minum. Lakukan setiap hari.
3. DISENTRI: Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya dibuang. Parut atau diblender, airnya diminum. Segera minum air matang.
4. DISENTRI AMUBA, DIARE: Ambil akar pare yang masih segar sebanyak 30 gr. Cuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Tambahkan gula pasir secukupnya lalu diminum.
5. CACINGAN PADA ANAK:
a. Daun segar sebanyak 7 gr, diseduh dengan ½ cangkir air panas. Setelah dingin disaring. Tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata. Minum sekaligus sebelum makan pagi.
b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus. Aduk dengan sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat. Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.
6. MENYUBURKAN RAMBUT YANG TIPIS DAN KEMERAHAN:
a. Ambil segenggam daun pare, cuci bersih. Kemudian ditumbuk sampai menjadi bubur. Tambahkan ¾ gelas air. Ramuan ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi harinya ramuan ini disaring. Gunakan airnya untuk membasuh kulit kepala.
b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya. Cuci bersih. Kemudian ditumbuk sampai halus. Peras dengan sepotong kain. Gunakan airnya untuk melumas kulit kepala. Lakukan setiap hari. (Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi dan anak balita).
7. BISUL, ABSES: Ambil segenggam daun pare. Cuci bersih lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Minum.
8. DEMAM, MALARIA, SAKIT LEVER, SEMBELIT, CACINGAN: Segenggam penuh daun pare dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air matang. Aduk merata lalu disaring. Tambahkan sedikit garam. Makan pada pagi hari sebelum makan.
9. KENCING NANAH: 6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih, sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring. Minum sehari 3 x ¾ gelas.
10. SIFILIS: 5 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, ¾ jari rimpang temulawak, ¾ batang jari brotowali, 1 jari gadung cina, 3 jari gula enau, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4,5 gelas air bersih, sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring. Minum sehari 3 x ¾ gelas.
11. BATUK, BATUK REJAN:1/3 genggam daun pare hutan dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan ¾ cangkir air masak dan sedikit garam. Aduk merata. Saring lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.
12. MELANCARKAN PENGELUARAN ASI: Daun pare dicuci bersih. Giling halus, balurkan di sekeliling payudara.
13. SARIAWAN, DISMENORRHOEA: 60 gr buah pare dibuang bijinya lalu diparut. Peras dengan sepotong kain. Tambahkan sedikit gula pada air parutan. Aduk merata. Minum sekaligus.

KOMPOSISI:
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, anti radang. Masuk meridian jantung, hati, dan paru. BUAH: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah nafsu makan, penurun panas, penyegar badan. BUNGA: Memacu enzim pencernaan. DAUN: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas.

KANDUNGAN KIMIA:
DAUN: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L. Oleostearat. BUAH: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. BIJI: Momordisin.