Sabtu, 10 Desember 2011

Sio Mama

PAGI yang cerah tiba-tiba mendung dan kelam, tatkala menerima kabar bahwa ibu dalam keadaan pingsan. Selang sepuluh menit kemudian, bumi pun terasa kembali terguncang ketika dering telepon yang berisi kabar bahwa ibu sudah pulang menghadap Sang Pencipta. Kepergian mendadak tanpa pesan ini memang terasa sangat menyakitkan, seolah-olah semua keluarga merasa "kecolongan". Tanpa firasat dan tanpa pesan apa-apa, tepat pukul 08.25 WIB beliau telah pergi dengan tenang keharibaan Sang Khalik. Masih tersimpan dan terkoleksi dengan baik surat-surat beliau yang tertulis dari seberang dengan kata-kata yang khas, "Baik-baik kamu di sini, jangan lupa berdoa dan jaga kesehatan!"

Ibu yang tidak mengerti mesin fax atau SMS apalagi internet dan email, ternyata tidak menyurutkan kesukaannya dalam membuat surat dan bercerita panjang lebar tentang situasi di pulau seberang. Baginya, berkirim kabar melalui surat-menyurat dan diantar sendiri ke kantor pos merupakan kegiatan sehari-harinya di usia senja.

Kehadiran telepon tampaknya tidak juga mengurangi frekuensi beliau untuk terus-menerus berkirim surat. Ibu yang tidak mulus dalam menjalani usia senjanya, ternyata banyak ditolong dengan upayanya menulis surat secara kontinu sehingga memungkinkan beliau untuk lebih mudah mencurahkan apa yang menjadi bebannya.

Masih segar dalam ingatan tatkala manapaki tangga kanak-kanak dulu, ibu yang selalu memiliki waktu khusus bagi anak-anaknya, mendoakan, bercerita, bahkan bermain bersama. Hal yang tidak pernah dilupakan adalah ketika organisasi Pramuka di sekolah mengadakan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). Kala itu ada kabar bahwa setiap anggota regu Pramuka Penggalang harus berparade dengan menggunakan pakaian aneh. Dengan hanya menulis di secarik kertas, minta tolong ke ibu menjahitkan baju dari potongan-potongan bekas jahitan yang ada di rumah. Hanya dalam waktu semalam, baju tersebut sudah jadi dan beliau antar ke sekolah. Rupanya, ibu tidak tidur karena menjahitkan baju parade untuk anaknya. Sungguh masa kecil yang tidak pernah dilupakan bersama ibunda tercinta. Ketika sang cucu hadir, si kecil pun sungguh merasakan masa kecil yang penuh ceria bersama neneknya. Itulah sebabnya tidak berlebihan jika Samuel dan Rini melantunkan lagu BUNDA dalam reff-nya: "Kata mereka diriku selalu dimanja. Kata mereka diriku selalu ditimang. Oh Bunda ada dan tiada dirimu. Kan selalu ada di dalam hatiku"

***

SETIAP orang pasti memiliki cerita dan kesan tersendiri terhadap ibunda tercintanya, terutama pengalaman-pengalaman suka dan duka ketika menjalani hari-hari kehidupan. Dari kacamata spiritual, kita dapat melihat bahwa doa seorang ibu ternyata memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan keluarga. Doa seorang ibu sangat berarti bagi suami dan anak-anaknya.

Terkadang ibu tidak memiliki modal dan kompetensi yang tinggi untuk bekerja seperti sang suami. Bahkan, tidak jarang anak-anaknya lebih pintar dalam mengajari ibunya untuk beberapa hal. Namun, yang tidak dapat dipungkiri algi, setiap ibu pasti memiliki "modal dengkul" untuk berlutut berdoa dan menopang kehidupan keluarga, anak-anak, serta pekerjaan suami. Sekalipun seorang ibu sudah demikian hebat dalam kariernya, namun perannya dalam menopang keluarga dan sebagai penolong tetap sangat dominan. Artis Karina dengan begitu indah melantunkan kerinduan hatinya dalam lagu Ummi (ibu), "Ummi, jiwa dan hidupku. Pemberi kebahagiaan dan harapan. Sekarang, juga dia masa yang akan datang, ...Ibu, ...Ibu!" Demikian pula Nikita yang selalu mengingat ibundanya dengan "dengkul" yang kuat dalam reff lagunya, "Di doa ibuku, namaku disebut. Di doa ibu kudengar, ada namaku disebut!"

Seiring dengan perkembangan zaman, peran ibu yang seharusnya begitu tinggi, kerapkali terusik. Ada banyak ibu yang begitu mudah menyerahkan pola asuh anak-anaknya kepada pembantu (baby sitter). Lebih mengerikan lagi, seorang ibu dengan mudah menghentikan kehidupan seorang bayi -anak kandungnya sendiri- hanya untuk menutup aib atau tidak mengahrapkan kehadiran sang bayi. Bahkan, beberapa calon ibu tega menghentikan pertumbuhan janin yang ada dalam kandungannya, hanya untuk kesenangan dan citra dirinya.

Dengkul yang hancur karena menahan beban ketika berlutut dan telinga yang panas karena banyak mendengar keluhan anak-anak atau suaminya, jauh lebih indah daripada mulut yang terus-menerus membentak dan menyebarkan gosip.

Ada banyak cerita tentang ibu, dan cerita-cerita tersebut menjadi tulisan bertinta emas yang penuh makna tatkala kita tahu bagaimana harus memberi perhatian kepada mereka. Ibu dimanapun di dunia ini tidak akan pernah meminta kompensasi atas air susu (ASI) yang telah diberikannya kepada kita. Dia pun tidak akan pernah menagih bayaran atas jam kerja yang telah diberikan kepada anak-anaknya. Begitupun dengan perasaannya yang sering berkorban demi anak-anak dan suami tercinta.

Oleh sebab itu, dengan memberi perhatian dan kehangatan tentu akan semakin meningkatkan semangat hidup beliau. Secarik kertas yang bertuliskan kabar tentang anak dan cucunya, ungkapan kata-kata melalui telepon, SMS, maupun selembar kartu pos yang bergambar indah, ternyata cukup memberi makna dan kebahagiaan mereka selaku seorang ibu. Ketika ada kecukupan rezeki, mengirimkan buah tangan atau beberapa nilai rupiah, juga dapat mendekatkan pulau-pulau maupun kota-kota yang jauh.

Di atas itu semua, memberi perhatian dan peduli, di sinilah kuncinya. Selagi mereka masih hidup dan mungkin saat ini sedang tidak serumah dengan kita, lakukanlah sesuatu untuk menyenangkan hati mereka. Membuat kuburan ibu yng sangat indah atau bahkan membangun tugu kehormatan untuk sang ibu yang sudah meninggal, tampaknya tidak terlalu penting dibandingkan perhatian dan kepedulian yang kita berikan ketika mereka masih hidup. Karena ketika sang ibu sudah kembali ke pangkuan-Nya, tetap terbersit penyesalan sekaipun kita telah berbuat banyak, apalagi jika tidak pernah berbuat sama sekali. Namun, penyesalan selalu datang di akhir dan tidak mungkin membalikkan jam pasir hanya untuk menutupi penyesalan tersebut.

Siapakah yang dapat menggantikan peran dan kasih sayang ibu? Tidak ada! Ibu dalah ibu, dan satu adanya. Cerita Malin Kundang (Sumatra Barat) dan si Mardan (Batu Gantung di Sumatra Utara) tampaknya cukup memberikan pembelajaran bagi kita untuk menghormati dan menyayangi ibu. Rasanya kurang tepat jika suatu hari kelak, ketika kita menghadap tahta Sang Khalik membawa gelar baru, yakni "Si Anak Durhaka", karena tidak pernah memberi perhatian dan kepedulian kepada ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya.

Harta, surat, dan fasilitas yang telah diberikan kepada ibu, tidak akan dibawa ke akhirat, tetapi hati yang penuh cinta kasih dan perhatian kepada sang ibu, inilah yang menjadi catatan tersendiri dalam "Buku Kehidupan" Sang Khalik.

Sahabat kita dari Maluku begitu indah melantunkan lagu Sio Mama,

"...Sio mama...e. Beta rindu mau pulang...e. Sio mama...e. mama su lia kurus lawang...e. Beta bolong balas mama. Mama pung cape sio dolo...e. Sio tete manis...e. Jaga beta pung mama...e."

Jika kita sudah jauh merantau dan jarang bertemu ibu, maka begitu ada waktu untuk pulang melihat ibu, pulanglah atau aturlah jadwal untuk itu! Mereka menantikan kehadiran kita. Hati akan semakin tersayat, ketika kita pulang hanya untuk melihat jasad ibu. Selamat menikmati kebersamaan dengan ibu tercinta, sebelum terlambat.

Kamis, 24 November 2011

Hari ini...

Hari ini aku sedikit bersemangat untuk kuliah. Mata kuliah AAA, mata kuliah favoritku di semester ini. Hari ini juga hari pertama aku masuk kuliah setelah dua minggu bergelut dengan soal-soal UTS (he, cuma enam hari ding...). Bu XXX (dosenku) sempat menanyaiku, kenapa hari Senin kemarin aku tidak berangkat. Kujawab bahwa aku sakit. Aku tak tahu apa penyakitku, tapi dua hari ini aku benar-benar merasakan sakit yang lumayan parah pada lambungku. Mungkin ini ada hubungannya dengan kecelakaan beberapa hari yang lalu atau karena pola makanku yang tidak teratur, mengingat kondisi keuanganku. Hmmm....
10 menit berlalu, hpku pun bergetar, memberi tanda ada suatu pesan singkat masuk dalam daftar inboxku. Dari sebuah nomor tak bernama, +628xxxxxxxxxx. Aku tahu itu noor siapa. Bismillah, kubuka dan kubaca pesan yang tertera. Entah, sesaat senyap, selalu saja jantungku berdetak lebih cepat saat ada sms dari nomor satu itu.
"km ada kuliah kosong ndak nanti? aku udah di bis, mau ambil *****."
hm, beruntung jadwal sore nanti kosong, kujawab saja iya, "mau diantar kemana?". Dan seterusnya hingga akhirnya aku sampai di tempat ini. Dengan segera kupacu langkah, berharap ia tidak menungguku terlalu lama. Hahaha, saat kakiku menapak di alantai ini, he had gone...
Dan sekarang (jam 17:04), aku menunggunya, seperti tahun-tahun sebelumnya... -mengingat 5 jam di terminal Wonosobo-

Aku tak tahu mengapa tiba-tiba ingin menangis
Aku tak tahu rasa apa yang berokol
Marah, sedih, kecewa...
Ah, hanya desah istighfar yang bisa kulumat dalam ludahku
Memohon ampun pada Allah dan memohonkan ampunan untuknya...

Dan hingga akhir penantian, jam setengah 7 aku beranjak dari sini, tanpa adanya...

Jumat, 12 Agustus 2011

Endometriose

Salah satu penyakit wanita yang menimbulkan gangguan pendarahan di luar masa haid yang sebenarnya adalah adanya gumpalan yang disebut endometriosis (Jerman: Endometriose). Kata Endometriose berasal dari bahasa latin untuk selaput rahim (Gebärmutterschleimhaut) Endometrium. Selaput rahim inilah yang pada wanita dewasa ‘runtuh’ pada setiap bulan bila tidak mengalami kehamilan dan keluar sebagai darah kotor haid. Normalnya, selaput rahim ini hanya ada dalam rongga rahim. Namun, ternyata selaput rahim ini bisa didapati di luar rongga rahim, misal di dalam dinding rahim, dalam kandung telur, dalam saluran telur atau bahkan di tempat-tempat yang ‘jauh’ seperti di dalam rongga perut, hati dan dada, sehingga orang menyebut gangguan penyakitnya sebagai endometriosis (=bersifat seperti Endometrium). Meskipun demikian kasus yang paling sering dijumpai adalah tumbuhnya/terbentuknya endometriosis pada organ-organ reproduksi bagian dalam, seperti pada vagina, rahim, kandung selur dan saluran telur. Pertumbuhan selaput di dalam rahim dan bagian selaput di dalam ‘kawanan’ endometriosis bergantung pada hormon-hormon wanita (estrogen dan progesteron). Oleh sebab itu selaput rahim dan endometriosis dipengaruhi oleh perubahan-perubahan siklis yang sama, artinya bagian selaput endometriosis terbentuk dan mengeluarkan darah terus sampai akhir siklus bulan yang bersangkutan. Namun, karena darah dalam kawanan endometriosis tidak mempunyai jalan keluar dan dapat dikatakan tetap terperangkap, maka kawanan ini makin lama makin membesar dan kemudian akhirnya dapat membentuk kapsul besar (kista, Jerman=Zyste). Terjadinya endometriosis di luar rahim ini sampai sekarang masih terus dipelajari. Beberapa teori telah diajukan, beberapa dinyatakan gugur, namun muncul lagi teori-teori baru. Dunia kedokteran baru tahu pasti bagaimana menghilangkan kista endometriosisnya, namun bagaimana terbentuknya atau sebab-sebab apa yang menimbulkannya masih terus dalam penelitian. Bahkan sesudah operasi pengambilan kistapun, penyakit endometriosis ini dapat muncul kembali. Umumnya berlaku keadaan sebagai berikut: bila wanita yang mengidap penyakit endometriosis ternyata hamil, maka kemunculan endometriosis terhambat. Namun, bila pasien tersebut tidak hamil, maka peluang munculnya kembali kista endometriosis jauh lebih besar dan dalam jangka waktu yang relatif lebih cepat. Oleh sebab itu sesudah endometriosis diambil melalui operasi diperlukan terapi lanjutan, yang dapat berupa obat minum atau suntikan, yang harus dijalani langsung sesudah operasi.
Tanda-tanda penyakit endometriosis dapat bermacam-macam, di antaranya: (1) sakit di perut bagian bawah sebelum dan selama haid, (2) sakit ketika berhubungan suami istri atau pada saat pemeriksaan ginekologi, (3) rasa seperti kram pada kandung kemih atau usus (dubur), dapat dibarengi dengan pendarahan dari usus (dari dubur) atau kandung kemih, (4) tidak punya anak dengan atau tanpa keluhan-keluhan di atas. Namun, keluhan yang khas adalah (1), (2), (4) dan keluhan sakit pada usus (dubur) atau kandung kemih yang berulang (siklis). Meskipun demikian ada pula pasien endometriosis yang sama sekali tidak mempunyai/merasakan tanda-tanda tersebut. Untuk pemastian adanya endometriosis diperlukan pemeriksaan ginekologis dan ”Ultraschall” (USG=ultra sonography). Dengan Ultraschall bisa terjadi bahwa kista endometriosis yang masih kecil masih belum terdeteksi. Pemeriksaan yang paling akurat saat ini untuk memastikan adanya endometriosis adalah dengan peneropongan perut (Bauchspiegelung) yang sekaligus dapat mengambil sebagian atau seluruh kistanya bila dipastikan bahwa pasien yang bersangkutan mengidap endometriosis. Dengan Bauchspiegelung pasien harus dibius total. Bila si pasien ingin mempunyai anak, maka dengan Bauchspiegelung ini dapat sekaligus dilihat apakah saluran telurnya dapat dilewati oleh sel telur yang telah matang. Hal ini penting karena sel telur yang matang akan ‘berjalan’ dari kandung telur menuju saluran telur dan pembuahan sel telur oleh sperma secara alami terjadi di dalam saluran telur. Untuk pemastian finalnya, maka seringkali diambil contoh jaringan dari suatu kawanan endometriosis dan diperiksa dengan lebih teliti. Bila di bawah mikroskop diketahui bahwa ada sel-sel endometriosisnya, maka jelas benarlah diagnosenya.
Telah diketahui bahwa endometriosis dapat menghambat kehamilan. Bauchspiegelung yang dilakukan terhadap wanita yang lama tidak bisa punya anak menunjukkan bahwa 50% kasusnya mempunyai kawanan endometriosis dalam organ dalam reproduksi. Memang setiap satu dari dua wanita yang tidak bisa punya anak dapat diketahui dengan pasti melalui Bauchspiegelung. Namun, hal ini tidak berarti bahwa endometriosis merupakan satu-satunya penyebab tidak bisa hamil. Dalam hal ini terdapat berbagai macam faktor penyebab lain, seperti misalnya gangguan psikhis atau gangguan hormonal, dan juga tidak kalah pentingnya adalah kemampuan membuahi dari sperma suaminya. Dapat terjadi bahwa wanita yang mempunyai endometriosis bisa hamil juga. Dengan demikian diagnose adanya endometriosis tidak berarti sama dengan ketidakmampuan hamil.
Untuk wanita-wanita yang tidak mempunyai masalah untuk hamil atau yang tidak ingin hamil lagi, bukan berarti bahwa endometriosis ini dapat diabaikan. Kista endometriosis akan terus tumbuh besar selama produksi hormon-hormon wanita dari wanita yang bersangkutan berlangsung sejalan dengan siklus haidnya, dan dengan adanya endometriosis ini dapat menimbulkan berbagai keluhan sakit sebagaimana telah dijelaskan di muka. Oleh sebab itu sudah seyogyanyalah bila setiap wanita yang mengidap gejala penyakit endometriosis ini menjalani pemeriksaan dan mengikuti terapi penyembuhan sesuai dengan yang disarankan oleh dokternya masing-masing.

Rabu, 22 Juni 2011

Maidany - Mengukir Cinta di Belahan Jiwa

Bila yang tertulis olehNya engkau yang terpilih untukku

Telah terbuka hati ini menyambut cintamu

Di sini segalanya kan kita mulai

Mengukir buaian rindu yang tersimpan dulu

`Tuk menjadi nyata dalam hidup bersama



Selamat datang di separuh nafasku

Selamat datang di pertapaan hatiku



Izinkan aku `tuk mencintaimu

Menjadi belahan di dalam jiwaku

Ya Allah jadikanlah ia pengantin sejati

Di dalam hidupku…(izinkan aku)



Wahai yang dicinta telah kurela

Hadirmu temani relung hatiku

Simpanlah jiwaku dalam do’amu

Kan kujaga cintamu

Wahai yang dicinta telah kurela

Hadirmu temani relung hatiku

Simpanlah nafasku dalam hidupmu

Kan kujaga setiamu



Apapun adanya dirimu

Ku `kan coba tuk tetap setia

Begitu pula pada diriku

Terimalah dengan apa adanya